PANTAU CRIME– Dalam rangkaian Ops Patuh Krakatau 2025, Polres Lampung Selatan melaksanakan tes psikologi bagi personel yang memegang senjata api (senpi) pada Rabu, 30 Juli 2025. Kegiatan berlangsung di Aula GWL Polres Lampung Selatan sebagai langkah strategis memastikan penggunaan senpi oleh anggota benar-benar sesuai standar dan etika tugas kepolisian.
Kegiatan ini dipimpin langsung oleh AKBP Endang Mustikawati, Ketua Tim Psikologi Biro SDM Polda Lampung, serta didampingi Wakapolres Lampung Selatan, Kompol Made Silpa Yudiawan.
Tes psikologi ini bukan sekadar formalitas, melainkan prosedur rutin yang dilaksanakan secara profesional. Anggota Polri yang membawa senpi harus melewati psikotes dan sesi konseling individu untuk memastikan bahwa mereka memiliki kesiapan mental dalam menghadapi berbagai dinamika tugas di lapangan.
Kompol Made Silpa Yudiawan menegaskan bahwa senjata api bukan hanya alat kerja, tetapi juga simbol kepercayaan yang diemban dengan tanggung jawab tinggi.
“Penggunaan senjata api adalah amanah. Mental yang kuat dan kestabilan emosi sangat penting agar tidak terjadi penyalahgunaan,” ujarnya.
AKBP Endang Mustikawati menambahkan, tes ini merupakan bentuk pencegahan terhadap potensi penyalahgunaan senpi, baik untuk kepentingan pribadi maupun yang membahayakan masyarakat.
“Kami ingin memastikan anggota memahami kapan dan bagaimana senjata digunakan. Ini bukan hanya soal keterampilan teknis, tapi juga kontrol diri,” jelasnya.
Selain tes, kegiatan ini juga membuka layanan konseling bagi personel yang mengalami tekanan psikologis. Pendekatan ini diambil untuk menjaga kesehatan mental anggota demi pelayanan publik yang humanis dan berintegritas.
Polres Lampung Selatan juga mengajak masyarakat untuk turut menjaga keamanan dengan melapor jika menemukan indikasi penyalahgunaan senpi atau gangguan ketertiban lainnya. Sinergi antara polisi dan warga adalah kunci terciptanya lingkungan yang aman dan kondusif.
Langkah ini menjadi wujud nyata komitmen Polres Lampung Selatan dalam menciptakan personel yang tidak hanya terlatih secara fisik, tetapi juga tangguh secara mental dan etika dalam menjalankan tugas negara.***